HIGIENE SANITASI PEDAGANG DAN KANDUNGAN BORAK SERTA CEMARAN MIKROBA PADA PENTOL CELUP DI KOTA BANJARBARU

  • Zulfiana Dewi
  • Meilla Dwi Andrestian
  • Netty Netty

Abstract

Prevalensi diare juga masih menjadi persoalan serius di Provinsi Kalimantan Selatan.Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011 kasus diare yang ditangani di provinsi Kalimantan Selatan sebesar 146.139 kasus.  Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 di Kota Banjarbaru prevalensi diare 3,2%.  Perilaku tidak sehat merupakan penyebab utama dari tingginya kasus diare di Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya di Kota Banjarbaru.Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Banjarbaru dan Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. Penelitian ini adalah penelitian survey dengan desain penelitian studi eksplorasi.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penjual pentol celup di Kota Banjarbaru.Pengambilan sampel menggunakan metode purposive (sengaja) sejumlah minimal 27 pedagang pentol yang mewakili lima kecamatan di Kota Banjarbaru.  Pengambilan data dilakukan selama bulan Juli dan Agustus 2014.Pengambilan data perilaku dilakukan dengan teknik wawancara dengan bantuan kuesioner, kandungan boraks ditentukan perubahan warna pada standar kit, kandungan mikroba ditunjukkan oleh angka lempeng total pada saus pentol celup. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan uji statistik Chi Square.Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah perilaku higiene dan sanitasi pedagang dengan katagori baik 18,5%, cukup 81,5% dan kurang 0%. Cemaran mikroba pada saos celup 37% sesuai dengan standar SNI dan 63% melebihi standar SNI, sedangkan kandungan boraks tidak ditemukan pada semua pentol yang diperiksa. Perilaku higiene dan sanitasi pedagang dengan cemaran mikroba dan kandungan boraks tidak menunjukan hubungan yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Higiene dan sanitasi pedagang bukan faktor yang berhubungan dengan cemaran mikroba dan kandungan boraks. Kata Kunci : Higiene dan sanitasi, cemaran mikroba, kandungan boraks

References

Anonim. 2005. Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan. Food Watch-Sistem Keamanan Pangan Terpadu. Edisi Juli 2005. Sekretariat Jenderal Jejaring Intelijen Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI).

Anonim.2012. Pentol Cilot dan Saus Dicurigai Penyebab Keracunan Siswa MTs Sumberberas.http://www.banyuwangikab.go.id. Diakses tanggal 9 Februari 2012

Badan Pengawas Obat dan Makanan.2013. Pengawasan Bahan Berbahaya di Pasar Percontohan Kota Banjarmasin pada Bulan Ramadhan.www.pom.go.id. Diakses tanggal 15 September 2014

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Kunjungan Mobil Laboratorium Keliling di Dua Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan. www.pom.go.id. Diakses tanggal 15 September 2014

Badan POM. 2010. Mari Kita Menghindari Pangan yang Mengandung Boraks. Leaflet. Balai Besar POM di Banjarmasin

Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI 7388:2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Badrie, Neela, Andrew Joseph and Allyson Chen. 2012. An observational study of food safety practices by street vendors and microbiological quality of street-purchased hamburger beef patties in Trinidad, West Indies. Internet Journal of Food Safety V.3; 25-31. Diakses tanggal 1 Februari 2013

Barro, N., Abdoul R.B., Yollande I., Aly S., Tidiane O.C.A., Philippe N.A., Comlan D.S., Sababenedjo T.A. 2007.Steet-Vended Food Improvement : Contamination Mechanisms and Aplication of Food Safety Objective Strategy : Critical Review. Pakistan Journal of Nutrition 6 (1) : 1 – 10

BPS dan Macro International. 2007. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Calverton, Maryland, USA: BPS dan Macro International.

Cahyadi, Wisnu. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara : Jakarta

Cardinale, E., J.D. Perrier Gros-Claude, F. Tall, E.F. Gue`ye, and G. Salvat. 2005. Risk factors for contamination of ready-to-eat street-vended poultry dishes in Dakar, Senegal. International Journal of Food Microbiology 103 : 157– 165

Depkes RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia.Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Triwulan II.

Effendi, S. 2009. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan.Alfabeta : Bandung

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. RajaGrafindo Persada :Jakarta.

Gea, SI. 2009. Hygiene Sanitasi dan Analisa Cemaran Mikroba yang Terdapat pada Saus Tomat dan Saus Cabai Isi Ulang yang Digunakan di Kantin di Lingkungan Universitas Sumatera Utara Tahun 2009. http://repository.usu.ac.id. Diakses tanggal 9 Februari 2012.

Kemenkes RI. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.Kementrian kesehatan RI.

Meldrum, R.J., C.L. Little, S. Sagoo, V. Mithani, J. McLauchlin, E. de Pinna. 2009. Assessment of the microbiological safety of salad vegetables and sauces from kebab take-away restaurants in the United Kingdom. Food Microbiology.26 : 573–577

Mensah, P., D.Y. Manu, K.O. Darko, A. Ablordey. 2002. Street Foods in Accra, Ghana : How Safe are They?Bulletin of the World Health Organization, 80 (7).

Mosupye, Francina M., and Alexander von Holy. 2000. Microbiological hazard identification and exposure assessment of street food vending in Johannesburg, South Africa. International Journal of Food Microbiology. 61: 137–145

Muyanja, Charles, Leontina Nayiga, Namugumya Brenda, George Nasinyama. 2011. Practices, knowledge and risk factors of street food vendors in Uganda. Food Control 22 : 1551-1558

Nurkholidah, Mirna Ilza, dan Cristine Jose. 2012. Analisis Kandungan Boraks Pada Jajanan Bakso Tusuk Di Sekolah Dasar Di Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmu Lingkungan Program Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau. Diakses tanggal 21 Februari 2014.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. PT. Rineka Cipta : Jakarta

Panjaitan, L. 2010. Pemeriksaan dan Penetapan Kadar Boraks dalam Bakso di Kotamadya Medan.http://Repository.usu.ac.id. Diakses tanggal 15 September 2014

Purwanto, Heri. 1998. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan.EGC. Jakarta

Ray, B. 1996.Fundamental Food Microbiology. CRC Press, Boca Raton : Florida

Rosset, P., M. Cornu, V. Noel, E. Morelli, G. Poumeyrol. 2004. Time-Temperature Profiles of Chilled Ready-To-Eat foods in School Catering and Probabilistic Analysis of Listeria monocytogenes Growth. IJMF.96 : 49-59

Suhanda, Rikky. 2012. Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang Dijual di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012.Skripsi.Medan : Universitas Sumatera Utara

Wahyuni.2003. Identifikasi Zat Warna Sintetis dalam Saos Tomat yang Beredar di Pasar Johar Kota Semarang.www.fkm.undip.ac.id. Diakses tanggal 9 Februari 2012

Widayat, Dandik. 2011. UJI KANDUNGAN BORAKS PADA BAKSO (Studi pada Warung Bakso di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember). Skripsi.FKM Universitas Jember.

Yasmin, Ghaida dan Siti Madanijah.2010. Perilaku Penjaja Pangan Jajanan Anak Sekolah Terkait Gizi Dan Keamanan Pangan Di Jakarta Dan Sukabumi. Jurnal Gizi dan Pangan 5(3) : 148–157

Published
2016-04-13
How to Cite
Dewi, Z., Andrestian, M. D., & Netty, N. (2016). HIGIENE SANITASI PEDAGANG DAN KANDUNGAN BORAK SERTA CEMARAN MIKROBA PADA PENTOL CELUP DI KOTA BANJARBARU. Jurnal Skala Kesehatan, 6(1). https://doi.org/10.31964/jsk.v6i1.33