KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

  • Yeni Mulyani Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan
  • Zaenal Arifin Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan
  • Marwansyah Marwansyah Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan

Abstract

Penyakit degeneratif yang paling banyak menimbulkan kematian adalah penyakit kardiovaskuler menduduki urutan pertama penyebab kematian di Indonesia. Hampir 25% dari seluruh kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit ini. Hipertensi merupakan faktor risiko utama kematian karena gangguan kardiovaskuler terdapat pada 14% penduduk Indonesia. Banyak faktor risiko yang menimbulkan hipertensi diantaranya kebiasaan atau gaya hidup seperti merokok, minum alkohol, makanan berlemak. Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ingin mengetahui korelasi antara  perilaku merokok dengan derajat hipertensi pada penderita Hipertensi di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Banjarbaru.Penelitian  merupakan penelitian korelasional, dengan rancangan Crossectional .Variabel penelitian ini adalah perilaku merokok dan derajat Hipertensi. Subjek penelitian penderita hipertensi yang berobat di Puskesmas wilayah kerja Dinkes Banjarbaru yang memenuhi kriteria yaitu terdiagnosis Hipertensi setelah dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau  diastolic ≥90 mmHg, berusia di atas 21-50 tahun. Sampling menggunakan teknik aksidental sampling. Pengumpulan data  untuk mengukur perilaku merokok   menggunakan Kuesioner sedangkan derajat hipertensi dilakukan  melalui pengukuran biofisiologis. Data dianalisis secara deskriptif analitik. Data univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi sedangkan  data bivariat menggunakan uji Chi SquareHasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok pada penderita Hipertensi di Puskesmas wilayah kerja Dinkes Banjarbaru menunjukkan bahwa sebagian besar dalam kategori tidak merokok 62,35% dengan derajat hipertensi sebagian besar dalam kategori sedang (Tekanan Darah antara 160-179 untuk Sistole dan  100-109 untuk Diastole) yaitu 47,06%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan peningkatan derajat hipertensi.Diperlukan sosialisasi tentang gejala, faktor resiko, pengobatan hipertensi  dan pencegahan komplikasi melalui media cetak maupun elektronik kepada masyarakat khususnya di wilayah kerja Dinkes Banjarbaru.Kata Kunci: Perilaku Merokok, Derajat Hipertensi 

References

Karo,K.S.(2000), Jantung, http //new.merapi.net/umum.

Sani, A (2008) Hipertension, Medya Crea, Jakarta.

Elsanti, S. (2009). Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi & Serangan Jantung. Yogyakarta.: Araska.

Wolff, H. P. (2008). Hipertensi., PT Bhuana Ilmu Populer, Gramedia, Jakarta.

Rahyani. (2007). Faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada pasien yang berobat dipoliklinik dewasa puskesmas bangking periode januari-juni 2007.http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-of-drsmedfaktor- yang-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi.pdf , diakses tanggal 2Februari 2012

Junaedi, I. (2010). Hipertensi. Gramedia, Jakarta.

Published
2016-04-12
How to Cite
Mulyani, Y., Arifin, Z., & Marwansyah, M. (2016). KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU. Jurnal Skala Kesehatan, 5(2). https://doi.org/10.31964/jsk.v5i2.21