FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SINDROM METABOLIK PADA PENDERITA RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN
Abstract
Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala klinis meliputi rendahnya kadar HDL-kolesterol, tingginya trigleserida, meningkatnya gula darah, meningkatnya tekanan darah dan abdomen obesitas. Diagnosis sindrom metabolik ditegakkan jika didapatkan lebih atau sama dengan tiga gejala tersebut1. Prevalensi sindrom metabolik pada populasi dewasa yang terjadi di eropa saat ini dilaporkan sekitar 15 %2, di Korea Selatan 14,2 %3, di Amerika menyebutkan 24 % mengalami sindrom metabolik4. Sementara di Indonesia sebanyak 23,34 % dari total populasi mengalami sindrom metabolik, 26,2 % pada laki-laki dan 21,4 % perempuan5. Salah satu faktor seseorang panjang umur adalah keturunan. Genetik memegang peranan 50 persen terhadap munculnya sindrom metabolik6. Kegemukan dapat menyebabkan resiko untuk penderita penyakit kronis, seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan dapat memperpendek harapan hidup7. Gaya hidup yang kurang menggunakan aktifitas fisik tersebut untuk membakar kalori dalam tubuh. Bila pemasukan kalori berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktifitas fisik yang seimbang akan memudahkan seseorang menjadi gemuk8.Penelitian ini di laksanakan di Poliklinik Penyakit Dalam dan Poliklinik Endokrin RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian diskriftif analitik dengan menggunakan desain cross sectional studi.Jenis data yang di kumpulkan adalah karakteristik responden, diagnose syndrome metabolic, tingkat aktivitas dan tingkat konsumsi. Jumlah sampel 71 orang, pengolahan data menggunakan chi squer (p> 0,05).Hasil penelitian ini adalah Identitas responden adalah :Jenis kelamin responden yang paling banyak adalah perempuan, yaitu 60,6%, responden yang mengalami sindrom metabolik yang terbanyak adalah 73,2% ,tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SMU yaitu 40,8%. tingkat konsumsi energi responden yang paling banyak adalah kategori deficit, yaitu 62 %, tingkat aktivitas . responden paling banyak adalah sedang, yaitu 56,3% Tidak ada hubungan antara genetik, tingkat konsumsi dan tingkat aktivitas. Kata kunci : genetik, tingkat aktivitas, tingkat konsumsi, sindrom metabolikReferences
Deen, D, (2004) Metabolik Sindrom : Time for Actioin American Family Physician. Juni 15 pp. 1-13
Elabbasi WN, Hadad HA, The Epidemic of The Metabolic Syndrom, Studi Med J. 2005 Mar ; 26 (3) : 373 – 5
Park HS, The Metabolic Syndrom and Associated Lifestyle Factors Among South Korean Adults, Ins J Epidemial, 2004. Apr ; 33 (2) : 328 – 36.
Zhu S. et al, Lifestyle Behaviors Associated with Lower Risk of Having The Metabolic Syndrom, Metabolism, 2004 Nov ; 53 (11) 1503 – 11
Soewondo P dan Saksono, D. Sindrom Metabolik, dalam endrokrinologi Klinik V, Editor: Sri Hartini KS Kariadi dan Johan S Mansjhur, Perkumpulan Endrokrinologi Indonesia Cabang Bandung , 2004
Khomsan Ali, Solusi Makanan Sehat, 2006, PT Rajagrafindo Persada Jakarta
Almatsier Sunita, 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Purwati Susi dkk, 2001. Perencanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan, Jakarta, Penebar Swadaya
Scuteri A, et al, The Metabolic Syndrom in Ader Individuals : Prevalence and Prediction of Cardiovascular
Depkes RI, 1977 Badan Penelitian dan Pengembangan
Magdalena, dkk. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Obesitas pada Orang Dewasa di Kota Banjarmasin. Prossiding Seminar Ilmiah, Poltekkes Banjarmasin, hal : 20 – 33
Nita Isdianty, Widartika, 2007. Faktor Gaya Hidup dan Terjadinya Sindroma Metabolik, PIN ASDI, Semarang, Hal : 1-9
Notoatmodjo Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta Jakarta.
Wirakusumah Emma S, 1997. Cara Aman Menurunkan Berat Badan. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Almatsier, Sunita, 2003, Prinsip dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Br. J Nurt. 2000. Genetics of the Metabolic Sydrome. University Hospital Mas. Sweden
Ansar dkk. 2011. Pola Makan dan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Sindromn Metabolik Pasien Rawat Jalan Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makasar. Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol 1, No.1 Agustus 2011 : 29 – 34
Ramayulis,2008. Hubungan Kegemukan (www//e-psikologi.com) diakses 28 Juli 2009
Publishing your paper with JURNAL SKALA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN (JSK) means that the author or authors retain the copyright in the paper. JSK granted an exclusive reuse license by the author(s), but the author(s) are able to put the paper onto a website, distribute it to colleagues, give it to students, use it in your thesis etc, even commercially. The author(s) can reuse the figures and tables and other information contained in their paper published by JSK in future papers or work without having to ask anyone for permission, provided that the figures, tables or other information that is included in the new paper or work properly references the published paper as the source of the figures, tables or other information, and the new paper or work is not direct at private monetary gain or commercial advantage. JSK journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. This journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. This license lets others remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially. JSK journal Open Access articles are distributed under this Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA). Articles can be read and shared for All purposes under the following conditions:
BY: You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.SA: If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.